Alhamdulillah, pagi ini aku terbangun dgn perasaan lebih siap utk menghadapi hari ini, tidak seperti pagi-pagi biasanya. Mungkin karena 3 hari sebelumnya libur dan kuisi dengan 'sedikit' bersantai jd yg perlu dipersiapkan utk hari ini bs dibilang cukuplah :). Sebenarnya aku ga yakin, apakah karena itu, atau karena malamnya ada sesuatu? Sesuatu apa?
Tadi malam aku NM (net-meeting) sama rekanku di Pendpro ISMKI, Setelah itu, aku berbincang dengan seorang trainer hypnotherapy yang insyaAllah akan kami undang ke Samarinda pada bulan April. Selain itu, aku juga belajar materi utk praktikum membuat modisco. Oya, aku juga sholat tepat waktu dan menyelesaikan satu juz tadi malam.
Ya, rasanya itu! Yang membuat perasaanku lebih ringan adalah karena aku mengalahkan hawa nafsuku, terutama ketika menyelesaikan satu juz. Seperti perkataan Umar bin Khatab ra., hari yg paling membahagiakan adl hari di mana kita mengalahkan hawa nafsu. Begitu pula sebaliknya. Dan kebalikannya itulah yg terjadi padaku sekian hari terakhir ini. Aku sangat memperturutkan hawa nafsu. Tidur, makan, membaca hal-hal yang ga penting, menunda pekerjaan, melalaikan kewajiban .. Dan tahukah, semua itu ternyata sangat sukses merusak mood dan hari-hariku.
Titik balik.
Suatu ketika aku membaca status seorang kawan di sebuah jejaring sosial yg intinya ttg sebuah titik balik. Ah, ya, kalau ga salah "setiap orang punya titik baliknya masing-masing", begitu katanya. Aku merenungkan dalam-dalam mengenai titik balik itu.
Rasanya aku sudah mundur (atau jatuh) terlalu jauh. Saking jauhnya aku berada sekarang dari yg sebelumnya, aku jadi mulai merasa pesimis dengan mimpi-mimpi besarku. Aku sudah sangat terlalu jauh. Lihatlah betapa target-targetku semakin menurun, kualitas diriku semakin menurun, dan itu semua tak lain karena diriku sendiri.
Tahukah, target ideal seorang penghafal al-Qur'an adl dalam seharinya minimal mengulang 1/10 dari jumlah hafalannya (mengulang, artinya membaca tanpa melihat al-Qur'an), dan ditambah dgn hafalan baru kalau blm khatam alias belum hafal 30 juz. Aku pernah berada pada kondisi itu, mengulang 3 juz per hari, bahkan sampai 5 juz per hari. Lalu target itu mulai menurun dan terkacaukan. 1 juz per hari sudah terasa luar biasa. Hafalanku terdegradasi hingga tinggal 10 juz, entah ke mana juz-juz lainnya.
1 juz per hari itu kemudian berubah menjadi 1 juz membaca al-Qur'an. Hafalanku semakin ga kuketahui nasibnya. Lalu semakin terkikis lagi, menjadi 1/2 juz per hari. Dengan melihat al-Qur'an. Sampai akhirnya, aku mencukupkan diri dengan "at least setiap harinya ada lah yg kubaca." Luar binasa.
Itu baru salah satu contoh paling nyata betapa aku telah menurunkan standar diriku sendiri.
"Dan sekiranya Kami menghendaki, niscaya Kami angkat ia, namun ia lebih condong pada dunia dan mengikuti hawa nafsunya.."
Astaghfirullah.
Maka titik balik, itulah yg harus kutemukan saat ini.
Titik balik, atau sebutlah titik tolak karena mungkin aku tidak balik ke jalur semula, hingga aku menjadi orang yg mampu memenangkan pertarungan melawan hawa nafsu.
Kontemplasi pagi.