13 Juni 2011
18.03 WIB
Pesawat mulai terbang dengan ketinggian yang semakin meningkat.
Mulanya aku melihat kota yang makin menyerupai mainan. Rumah-rumah berjejer bertumpuk, mobil terlihat begitu kecil dan lambat, dan orang-orang.. Eh, di mana orang-orang? Mataku sudah tidak dapat mengidentifikasi manusia di bawah sana.
Pesawat masih melanjutkan penanjakannya.
Kini kota mulai tertinggal di belakang. Yang terlihat hanyalah hamparan alam permai. Sungai, hutan.. Ah, hutan! Tersusun rapi, menunjukkan keteraturan yang menawan. Siapakah yang mengatur?? Adakah pepohonan itu tumbuh dengan sendirinya..? Lalu tertata sebegitu rapi dengan suatu ketidaksengajaan..? Subhanallah.. Mahasuci Allah, Pencipta dan Pengatur alam semesta..
Ketinggian bertambah.
Aku takjub melihat awan-awan menaungi atap rumah dan jejalanan. Itukah awan yang biasa kulihat begitu tinggi dan hebat? Sekarang aku bisa melihatnya dari atas. Tipis dan kecil saja. Lantas, bagaimana aku di mata Robb-ku..? Subhanahu ..
Pesawat masih terus melaju, bertambah tinggi dan tinggi.
Dan hei! Lihatlah apa yang di sana! Awan cirrus berjalin-jalin dan gumpalan comulus bertaburan, bagai kapuk yang berebut keluar dari kasur. Stratus tak mau ketinggalan. Ia mengalir melewati pesawat, melambai dengan anggun dan lembut. Terasa berada di luar alam yang biasa kita huni.
Subhanallah ..
Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun ..
Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Robb kami.
Dan sungguh kita pasti akan kembali ke sisi Robb kita ..
Setelah terbang begitu tinggi, begitu jauh, begitu lama,
kita hanya akan kembali..
18.03 WIB
Pesawat mulai terbang dengan ketinggian yang semakin meningkat.
Mulanya aku melihat kota yang makin menyerupai mainan. Rumah-rumah berjejer bertumpuk, mobil terlihat begitu kecil dan lambat, dan orang-orang.. Eh, di mana orang-orang? Mataku sudah tidak dapat mengidentifikasi manusia di bawah sana.
Pesawat masih melanjutkan penanjakannya.
Kini kota mulai tertinggal di belakang. Yang terlihat hanyalah hamparan alam permai. Sungai, hutan.. Ah, hutan! Tersusun rapi, menunjukkan keteraturan yang menawan. Siapakah yang mengatur?? Adakah pepohonan itu tumbuh dengan sendirinya..? Lalu tertata sebegitu rapi dengan suatu ketidaksengajaan..? Subhanallah.. Mahasuci Allah, Pencipta dan Pengatur alam semesta..
Ketinggian bertambah.
Aku takjub melihat awan-awan menaungi atap rumah dan jejalanan. Itukah awan yang biasa kulihat begitu tinggi dan hebat? Sekarang aku bisa melihatnya dari atas. Tipis dan kecil saja. Lantas, bagaimana aku di mata Robb-ku..? Subhanahu ..
Pesawat masih terus melaju, bertambah tinggi dan tinggi.
Dan hei! Lihatlah apa yang di sana! Awan cirrus berjalin-jalin dan gumpalan comulus bertaburan, bagai kapuk yang berebut keluar dari kasur. Stratus tak mau ketinggalan. Ia mengalir melewati pesawat, melambai dengan anggun dan lembut. Terasa berada di luar alam yang biasa kita huni.
Subhanallah ..
Subhaanalladzii sakhkhoro lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibuun ..
Mahasuci Dia yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Robb kami.
Dan sungguh kita pasti akan kembali ke sisi Robb kita ..
Setelah terbang begitu tinggi, begitu jauh, begitu lama,
kita hanya akan kembali..