Suatu hari, di usiaku yang ke-19 (tepatnya 19 tahun 6 bulan kurang 1 hari), Ibu bertanya, “Ipi ada rencana naksir siapa?” (FYI, Ipi adalah panggilan akrabku di rumah. Just in the home, ya.. ^^). “Naksir mana bisa direncanain, Bu..” “Iya, maksudnya, kira-kira Ipi pengennya yang seperti apa? Dari kalangan mana? Karena menurut Ibu, Ipi punya kesempatan yang luas di berbagai kalangan..”
Aku ngerti maksud Ibu. Dan aku sendiri sebenarnya sering merasa seperti itu. Hm, ternyata bukan cuma aku yang melihat begitu. Yang dimaksud “kalangan” bukannya apa, ya.. Hanya saja, aku memiliki “dunia” dengan orang-orang tertentu yang tidak bisa semua orang memasukinya. Kedua (anggaplah cuma dua) dunia itu memiliki karakter masing-masing. Kita sebut saja dunia kampus dan dunia non kampus.
Kembali ke pertanyaan Ibu. Hatiku terdiam dan berpikir dalam. Ya, hatiku aja yang terdiam. Mulutku tetap menceracau sebisanya. “Kalau bukan dari kalangan kampus, bisa jadi ‘ntar nggak bisa memahami aktivitas Ipi yang kemungkinan bakal sibuk dan padat,” jawabku tanpa benar-benar menjawab pertanyaan Ibu. Ibu kelihatannya sepakat dan kita berbincang-bincang lebih lanjut tentang topik “ini”.
Pertanyaan itu benar-benar ga bisa kujawab. Bahkan dalam rencana pun, aku ga pernah bisa membayangkan ingin mencintai siapa. Rasanya aku terlalu takut melangkah lebih dulu sebelum Robbku menunjukkan jalan-Nya. Aku takut jika aku merencanakan, dan ternyata itu bukan yang terbaik buatku. aku takut .. entahlah, aku juga ga yakin apa sebenarnya yang membuatku merasa sangat takut. Aku hanya membayangkan ingin menjadi marionette yang bergerak hanya menuruti aturan sang Pencipta dan membiarkan Ia yang mengatur segala ceritaku.
Tapi bukan berarti aku ga pernah tertarik sama lawan jenis!
Heiiiii, aku masih manusia normal, kok. Hormon-hormon dalam tubuhku masih berfungsi layaknya kebanyakan orang normal lainnya. Waktu SMA, seorang teman yang curhat tentang cowok yang ditaksirnya pernah bertanya, “Rifi pernah naksir cowok ga, sih?” Dalam hatiku, boleh ga sih, pertanyaan kayak gini ga dijawab -_____-
Ya, aku pernah –kalo ga bisa dibilang sering- merasakan ketertarikan yang cukup besar terhadap lawan jenis. Di sini aku akan sedikit membongkar isi hatiku ^^.
Waktu SD aku pernah merasakan 3 SD dan di ketiganya mesti ada satu teman laki-laki yang kuberi highlight. Aku juga ga tau ya, itu apa. Suka-sukaan ala anak SD aja, kali’, ya.. Tipe anak cowok yang kusukai kurang lebih aja ketiganya : pintar, baik, kalem dan ga suka ganggu anak perempuan. Menurutku ini kriteria yang agak langka setingkat anak SD.
SMP kelas 1, kebandelan yang kubawa dari kelas 6 SD semakin menjadi. Beberapa teman menganggapku freak (meskipun tetap senang berteman karena aku juara kelas), dan aku sendiri ngerasa begitu. Aku sering sekali merasa memiliki sesuatu untuk dibicarakan dan menganggap ga ada teman-teman di kelas yang memahami pikiranku. Topikku sangat berjauhan dengan pembicaraan teman-teman pada umumnya yang membahas baju, hape (waktu itu hape masih barang yang setiap hari dibahas tiap tipenya), artis, lagu-lagu, kaset terbaru.. I’m lost.
Sepertinya dimulai dari tahun kritis inilah, di mana remaja putri pada umumnya menjadi sangat peduli terhadap detail penampilan, sangat cerewet, centil dan susah diatur, aku akhirnya menjadi benci untuk menjadi perempuan. Meski penampilanku tak pernah sangar, aku tetap lebih suka bermain dengan anak-anak cowok. Jadilah, cowok yang kutaksir pada tahun ini adalah teman main yang juga sering jadi teman bertengkar.
Seperti ketiga cowok sebelumnya, sebenarnya aku ga benar-benar naksir. Cuma seolah ga ada pilihan lain dan mereka-mereka itu sudah yang paling bagus, menurutku. Hahahaha. Sampai detik catatan ini ditulis, aku ngerasa ga pernah benar-benar tergila-gila pada seseorang sampai ga bisa melupakan. Mungkin ada hubungannya dengan ketakutan yang sebelumnya kubilang. Aku membiarkan Allah yang memilihkan untukku. Jadi kalau orang yang kusukai ternyata menyukai orang lain, ya sudah, aku berhenti menyukainya. Just that simple.
Sekarang bagaimana, masih membenci jadi anak perempuan? Ya udah nggaklaaaah :) .. Tapi aku masih berusaha menghindari sejauh mungkin kelemahan yang, menurut orang, umum terdapat pada seorang gadis.
Senin, 21-11-2011
17.14 di kamar yang hening di kota yang tenang <3