Dulu aku pernah tercatat melanggar peraturan krn membaca novel. Meski sudah jelas tercantum di peraturan, tp aku tetap protes (sudah bakat protes sejak SD). Aku tdk bs begitu saja menerima, krn novel yg kubaca mnrtku cukup bermanfaat. Dr segi mana, membaca novel jd harus dihukum?
Ustadzah yg meladeniku wkt itu adl sang hafizhoh di pondok kami. Cuma satu. Yg disebut hafizhoh, artinya adl telah hafal tuntas 30 juz. Maka beliaulah blue print sosok hafizhoh di mataku.
Wkt itu beliau diam saja sambil tersenyum. Lalu stlh khatam kata-kata protesku, beliau berkata lembut, "Buku-buku di perpustakaan pondok, sudah dibaca semua? Ulama' terdahulu sangat gigih mengisi waktu dgn menuntut ilmu. Sayang sekali kalau ada waktu yg dilewatkan tnp bs meraup bnyk ilmu."
Aku terdiam tak bs membalas.
Oh ya, bukan berarti aku menjelekkan novel, pembaca novel, penulis novel.. Sama sekali tidak. Setiap org pny bidang masing-masing, fokus masing-masing, alasan masing-masing, cara hidup masing-masing. Hny saja wkt itu, fokus kami adl menuntut ilmu. Kami dikirim orgtua jauh-jauh, berbulan-bulan adl dgn harapan dpt bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Ketika itu, membaca novel jelas berada dlm prioritas ntah ke berapa.
Ngomong-ngomong ttg ustadzah-ku yg hafizhoh itu, aku teringat pula nasihat beliau di lain kesempatan. Ketika itu, aku baru saja mengeluarkan uangku utk diinfaqkan. Tapi tiba-tiba, aku merasa ada perasaan lain, perasaan yg tdk semestinya masuk ke hatiku. Semacam merasa sayang & kehilangan, teringat-ingat akan uang yg kukeluarkan itu. Kuadukan pd beliau dan dijawab,
"Justru milik kita yg sbnrnya, adl yg kita infaqkan itu. Yg saat ini di tangan, blm tentu mjd milik kita. Bhkn yg sudah kita makan pun, blm tentu benar-benar hak milik kita."
Sejujurnya kalau kupikir baik-baik lagi, hampir setiap pesan dan kata-kata beliau kuingat benar. Wkt beliau berpesan agar aku mengganti al-Qur'an dgn yg standar para penghafal.. Wkt beliau mengingatkan agar aku berlatih menyebut huruf 'r' krn mempengaruhi bacaan al-Qur'an.. (Iya, kls 2 SMP aku baru bs bilang 'r' dan motivasiku cm krn al-Qur'an). Bhkn sekadar beliau menegur bacaan ghunnah-ku yg perlu sedikit lg dipanjangkan.
============
Salah satu dr sekian bnyk hal lucu di pondok adl seringnya kami, anak-anak ABG yg manja, berkhayal bhw semua hari-hari kami di pondok ini hanya mimpi. Kami akan terbangun di ranjang di rumah kami yg hangat, dan saat itu rupanya kami baru lulus SD. Lalu orgtua kami akan membawa kami mendaftar di sekolah SMP, tetapi bukan pondok pesantren. Alangkah bahagianya!
Khayalan ini lucu krn ceritanya yg jelas sangat tdk masuk akal, dan krn seringnya kami membahas hal ini ^^. Ya, terutama kalau hari-hari di pondok sedang terasa memberatkan. Kalau sudah begitu, kami tak akan percaya dgn cerita-cerita ttg teman yg keluar dari pondok lalu dia menyesal dan baru menyadari betapa berharganya tinggal di pondok. Mana mungkin! Kalau orgtuanya yg menyesal, masih mungkin. Aplg kalau si anak mlh semakin sulit diatur. Tp si anak yg menyesal? Mungkinkah ada org yg menyesal ketika dr terkungkung bs menuju kebebasan? Bagi jiwa-jiwa labil kami, pondok memang tak ubahnya penjara. Tapi barangkali sesuai kata-kata, "Dunia adl penjara bagi orang beriman." ^^
30 Maret '13
Ustadzah yg meladeniku wkt itu adl sang hafizhoh di pondok kami. Cuma satu. Yg disebut hafizhoh, artinya adl telah hafal tuntas 30 juz. Maka beliaulah blue print sosok hafizhoh di mataku.
Wkt itu beliau diam saja sambil tersenyum. Lalu stlh khatam kata-kata protesku, beliau berkata lembut, "Buku-buku di perpustakaan pondok, sudah dibaca semua? Ulama' terdahulu sangat gigih mengisi waktu dgn menuntut ilmu. Sayang sekali kalau ada waktu yg dilewatkan tnp bs meraup bnyk ilmu."
Aku terdiam tak bs membalas.
Oh ya, bukan berarti aku menjelekkan novel, pembaca novel, penulis novel.. Sama sekali tidak. Setiap org pny bidang masing-masing, fokus masing-masing, alasan masing-masing, cara hidup masing-masing. Hny saja wkt itu, fokus kami adl menuntut ilmu. Kami dikirim orgtua jauh-jauh, berbulan-bulan adl dgn harapan dpt bersungguh-sungguh menuntut ilmu. Ketika itu, membaca novel jelas berada dlm prioritas ntah ke berapa.
Ngomong-ngomong ttg ustadzah-ku yg hafizhoh itu, aku teringat pula nasihat beliau di lain kesempatan. Ketika itu, aku baru saja mengeluarkan uangku utk diinfaqkan. Tapi tiba-tiba, aku merasa ada perasaan lain, perasaan yg tdk semestinya masuk ke hatiku. Semacam merasa sayang & kehilangan, teringat-ingat akan uang yg kukeluarkan itu. Kuadukan pd beliau dan dijawab,
"Justru milik kita yg sbnrnya, adl yg kita infaqkan itu. Yg saat ini di tangan, blm tentu mjd milik kita. Bhkn yg sudah kita makan pun, blm tentu benar-benar hak milik kita."
Sejujurnya kalau kupikir baik-baik lagi, hampir setiap pesan dan kata-kata beliau kuingat benar. Wkt beliau berpesan agar aku mengganti al-Qur'an dgn yg standar para penghafal.. Wkt beliau mengingatkan agar aku berlatih menyebut huruf 'r' krn mempengaruhi bacaan al-Qur'an.. (Iya, kls 2 SMP aku baru bs bilang 'r' dan motivasiku cm krn al-Qur'an). Bhkn sekadar beliau menegur bacaan ghunnah-ku yg perlu sedikit lg dipanjangkan.
============
Salah satu dr sekian bnyk hal lucu di pondok adl seringnya kami, anak-anak ABG yg manja, berkhayal bhw semua hari-hari kami di pondok ini hanya mimpi. Kami akan terbangun di ranjang di rumah kami yg hangat, dan saat itu rupanya kami baru lulus SD. Lalu orgtua kami akan membawa kami mendaftar di sekolah SMP, tetapi bukan pondok pesantren. Alangkah bahagianya!
Khayalan ini lucu krn ceritanya yg jelas sangat tdk masuk akal, dan krn seringnya kami membahas hal ini ^^. Ya, terutama kalau hari-hari di pondok sedang terasa memberatkan. Kalau sudah begitu, kami tak akan percaya dgn cerita-cerita ttg teman yg keluar dari pondok lalu dia menyesal dan baru menyadari betapa berharganya tinggal di pondok. Mana mungkin! Kalau orgtuanya yg menyesal, masih mungkin. Aplg kalau si anak mlh semakin sulit diatur. Tp si anak yg menyesal? Mungkinkah ada org yg menyesal ketika dr terkungkung bs menuju kebebasan? Bagi jiwa-jiwa labil kami, pondok memang tak ubahnya penjara. Tapi barangkali sesuai kata-kata, "Dunia adl penjara bagi orang beriman." ^^
30 Maret '13